Selasa, 12 Februari 2013

Studi Bangkitan Pergerakan Komuter Pada Perumahan Berlokasi Dipinggiran Kota Makassar



Rais Rachman[1], M. Isran Ramli[2], Nur Ali [3], dan Herman Parung4

1Mahasiswa Program Doktor, Jrsn. Teknik Sipil, Fak. Teknik, Univ. Hasanuddin (Dosen Fak. Teknik UKIP, Makassar), email: rais.rachman@gmail.com
2Dosen-Lektor Kepala, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, email: muhisran@yahoo.com
3Dosen-Lektor Kepala, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, email: rais.rachman@gmail.com
4Dosen-Professor, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, , email: hermanparung@gmail.com

ABSTRAK

     Trend perkembangan pembangunan perkotaan di Indonesia dewasa ini telah mendorong kelompok-kelompok masyarakat khususnya kelompok komuter (kelompok pekerja) untuk berpindah dari pusat-pusat kota ke wilayah-wilayah pinggiran kota. Hal ini membawa konsekuensi terjadi pergerakan dalam jumlah yang cukup besar dari wilayah pinggiran kota ke pusat kota oleh para kelompok komuter tersebut, baik di pagi hari (saat ketempat kerja) maupun di sore atau petang hari (saat pulang kerja). Sebagai dampaknya, pergerakan ini cenderung menimbulkan kemacetan transportasi pada kedua periode puncak pergerakan lalu lintas perkotaan tersebut. Dalam rangka mencari solusi atas permasalahan ini, sebagai langkah awal studi ini bertujuan untuk memodelkan dan menganalisis besaran potensi bangkitan pergerakan komuter yang ditimbulkan oleh suatu perumahan yang berlokasi di wilayah pinggiran kota. Studi ini mengambil kasus perumahan BTP yang berlokasi dipinggiran kota wilayah utara Kota Makassar. Suatu survei berbasis wawancara menggunakan kuesioner terhadap sampling rumah tangga dilakukan pada studi ini. Survei berupaya mengetahui berbagai karakteristik rumah tangga khususnya yang terkait dengan potensi bangkitan pergerakan dari rumah tangga tersebut, misalnya karakteristik jumlah anggota, pendapatan, tingkat pemilikan kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor) dan jumlah pekerja yang ada dalam suatu rumah tangga. Analisis potensi besaran bangkitan pergerakan komuter dari perumahan di lokasi studi dilakukan dengan menggunakan pendekatan model regresi linear berganda. Hasil analisis memperlihatkan bahwa tingkat pendapatan, dan jumlah orang kerja, dan jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tangga menjadi faktor utama potensi bangkitan pergerakan komuter dari perumahan yang berlokasi dipinggiran kota. Adapun variabel tingkat kepemilikan kendaraan bermotor kurang signifikan mempengaruhi bangkitan perjalan komuter pinggiran kota. Hasil-hasil yang dicapai pada studi ini dapat digunakan untuk menganalisis dan memodelkan berbagai aspek pengambilan keputusan para komuter pinggiran kota khususnya dalam hal pemodelan pemilihan waktu keberangkatan dan moda kendaraan yang akan digunakannya, pada studi-studi lanjutan dimasa mendatang.

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Komuter, Perumahan, Pinggiran Kota, Makassar.

Di Presentasekan Pada Seminar Nasional IX -2013 Teknik Sipil ITS Surabaya Tgl. 06-01-2013





A Departure Time Choice Model Of Sub-Urban Work Trips Based on The Disutility Minimizing Approach



 Rais Rachman
Doctoral Student
Graduate School of Civil Engineering
Civil Engineering Department
Engineering Faculty of Hasanuddin University
Perintis K Km10, Makassar, Indonesia
Telp/Fax.: (0411) 587 636 / (0411) 585 505
Muhammad Isran Ramli
Associate Professor
Transportation Engineering System Laboratory
Civil Engineering Department
Engineering Faculty of Hasanuddin University
Perintis K Km10, Makassar, Indonesia
Telp/Fax.: (0411) 587 636 / (0411) 585 505

Abstract
The present paper attempts to describe the commuter behavior of a sub-urban work trip through a development of a departure time choice model based on disutility minimizing approach. The model assumes that the commuters choose their departure time regarding the time attribute given the minimum value of the sum both disutility types, disutility of earliness departure time from home and disutility of lateness arrival time at the work place. In the model application, we use data from a trip characteristics survey for sub-urban commuters in Makassar, Indonesia. The result shows that the model is applicable significantly regarding the statistical assessments. Further, the commuters have threshold arrival time at work place near to the start work time. We expect that the model provides a basis in continuous further studies, such as the choice model that consider 24 hour life cycle, and a simultaneous choice model incorporating travel mode choice.

Key Words: departure time choice, disutility, sub-urban, work trips.

Di Presentasekan Pada : The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012